plkb loakulu

Saturday, 30 August 2014

PEMBENTUKAN FORUM ANAK 
DI KECAMATAN LOA KULU

H. Adriansyah, SH (sekcam Loa Kulu) memberikan sambutan

........Loa Kulu, pembentukan forum anak sebagai salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan program dalam percepatan pengembangan Kabupaten Layak Anak (KLA) di Kutai Kartanegara. Kemarin (30/08) dilaksanakan kegiatan pembentukan forum anak di Kecamatan Loa Kulu, bertempat di BPU Kantor Camat Loa Kulu dengan di hadiri oleh Kepala BKBP3A Hj.Aji Lina Rodiah, SE yang disambut oleh Sekretaris Camat Loa Kulu H.Adriansyah,SH. 

    Sedangkan dalam laporan panitia yang disampaikan oleh Dra.Hj.Isnaniah Usman menyampaikan bahwasanya kegiatan ini selain merupakan percepatan pengembangan Kabupaten Layak Anak (KLA) kegiatan ini merupakan bukti bahwa Pemerintah Kukar telah mengikut sertakan Anak pada proses Pembangunan di Kutai Kartanegara melalui penyerapan aspirasi dan usulan-usulan dari Anak.

Sambutan Hj. Aji Lina Rodiah, SE 

  Dalam sambutannya sekaligus membuka acara tersebut Kepala BKBP3A Hj.Aji Lina Rodiah, SE menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak pemerintah Kecamatan Loa Kulu yang sudah memfasilitasi kegiatan tersebut,ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pihak UPTB I Loa Kulu serta seluruh PLKB/PKB yang ada di kec. Loa Kulu, beliau juga berpesan agar para peserta yang terdiri dari siswa/siswi berbagai sekolah di Loa Kulu untuk dapat memenfaatkan wadah yang telah terbentuk sebagai sarana mendapatkan berbagai informasi yang positif sehingga anak-anak terhindar dari pergaulan yang dapat menimbulkan dampak negatif.

penyampaian materi oleh  Narasumber

  Kegiatan tersebut selain penyampai materi dari BKBP3A (Hj.Lilis) juga dihadirkan narasumber dari Kepolisian (Briptu M.Habibbullah,S.Sos) serta perwakilan dari Forum Anak tingkat Kabupaten. Tampak antusias para peserta mengikuti kegiatan tersebut, "kami merasa senang dengan terbentuknya Forum Anak di Loa Kulu ini karena sebagai wadah kami untuk menggali berbagai informasi serta hal-hal positif bagi anak-anak di Kecamatan Loa Kulu". kata salah seorang peserta. 

peserta Forum Anak Loa Kulu


Briptu M.Habibbullah 


Forum Anak Kabupaten

PLKB (Budi Rachman)

PLKB (Endang Lestari,S.Pd)



Sunday, 3 August 2014

Bonus Demografi : BONUS DEMOGRAFI : Jadikan Berkah, Singkirkan Bencana!

https://seronokcat.wordpress.com


gambar : http://51t3.wordpress.com/page/37/

Indonesia diprediksi akan mendapat bonus di tahun 2020-2030. Bonus tersebut adalahBonus Demografi, dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak.
Berdasarkan paparan Surya Chandra, anggota DPR Komisi IX, dalam Seminar masalah kependudukan di Indonesia di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bahwa jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan mencapai 70 persen, sedangkan sisanya, 30 persen, adalah penduduk yang tidak produktif (di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun ). Dilihat dari jumlahnya, penduduk usia produktif mencapai sekitar 180 juta, sementara nonproduktif hanya 60 juta.
Bonus demografi ini tentu akan membawa dampak sosial – ekonomi. Salah satunya adalah menyebabkan angka ketergantungan penduduk, yaitu tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk nonproduktif (usia tua dan anak-anak) akan sangat rendah, diperkirakan mencapai 44 per 100 penduduk produktif.
Hal ini sejalan dengan laporan PBB, yang menyatakan bahwa dibandingkan dengan negara Asia lainnya, angka ketergantungan penduduk Indonesia akan terus turun sampai 2020.
Tentu saja ini merupakan suatu berkah. Melimpahnya jumlah penduduk usia kerja akan menguntungkan dari sisi pembangunan sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Impasnya adalah meningkatkannya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Namun berkah ini bisa berbalik menjadi bencana jika bonus ini tidak dipersiapkan kedatangannya. Masalah yang paling nyata adalah ketersedian lapangan pekerjaan. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah negara kita mampu menyediakan lapangan pekerjaan untuk menampung 70% penduduk usia kerja di tahun 2020-2030?
Kalau pun lapangan pekerjaan tersedia, mampukah sumber daya manusia yang melimpah ini bersaing di dunia kerja dan pasar internasional?
Berkaca dari fakta yang ada sekarang, indeks pembangunan manusia atau human development index (HDI) Indonesia masih rendah. Dari 182 negara di dunia, Indonesia berada di urutan 111. Sementara dikawasan ASEAN, HDI Indonesia berada di urutan enam dari 10 negara ASEAN. Posisi ini masih di bawah Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei dan Singapura. Tingkat HDI ini terbukti dari tidak kompetitifnya.pekerja Indonesia di dunia kerja baik di dalam ataupun luar negeri. Paling banter, pekerja Indonesia di luar negeri adalah menjadi pembantu. Ujung-ujungnya disiksa dan direndahkan. Untuk tingkat dalam negeri sekali pun, pekerja indonesia masih kalah dengan pekerja asing. Hal ini ditandai dari banyaknya peluang kerja dan posisi strategis yang malah ditempati tenaga kerja asing.
Permasalah pembangunan sumber daya manusia inilah yang harusnya bisa diselesaikan dari sekarang, jauh sebelum bonus demografi datang. Jangan sampai hal yang menjadi berkah justru membawa bencana dan membebani negara karena masalah yang mendasar: kualitas manusia!
Kenyataannya pembangunan kependudukan seoalah terlupakan dan tidak dijadikanunderlined factor. Padahal pengembangan sumber daya manusia yang merupakan investasi jangka panjang yang menjadi senjata utama kemajuan suatu bangsa.
Dalam hal ini pemerintah harus mampu menjadi agent of development dengan cara memperbaiki mutu modal manusia, mulai dari pendidikan, kesehatan, kemampuan komunikasi, serta penguasaan teknologi. Solusi lainnya bisa dengan memberikan keterampilan kepada tenaga kerja produktif sehingga pekerja tidak hanya bergantung pada ketersediaan lapangan pekerjaan tapi mampu menciptakan lapangan pekerjaan itu sendiri. Selain itu pemerintah juga harus mampu menjaga ketersediaan lapangan pekerjaan, menjaga aset-aset Negara agar tidak banyak dikuasai pihak asing yang pastinya akan merugikan dari sisi peluang kerja.
Bukan hanya pemerintah, masyarakat juga harus menjadi pendukung utama pembangunan mutu manusia dengan cara menyadari pentingnya arti pendidikan, kesehatan dan aspek-aspek yang dapat mengembangkan kualitas manusia itu sendiri.
Kesimpulan yang bisa ditarik adalah bonus demografi ibarat pedang bermata dua. Satu sisi adalah berkah jika berhasil mengambilnya. Satu sisi yang lain adalah bencana seandainya kualitas SDM tidak dipersiapkan.
Prijo Sidipratomo, Ketua Ikatan Dokter Indonesia, mengatakan bahwa sebuah bangsa yang kuat harus mempunyai perencanaan, termasuk membangun sumber daya manusia berkualitas yang akan menjadi daya saing sebuah bangsa. Sejatinya, perubahan tidak bisa dilakukan dalam sekejap, maka dari itu pembenahan kualitas manusia harus dimulai dari sekarang!!!!

Sumber :

          https://seronokcat.wordpress.com